Bagi para desainer grafis, kreativitas adalah hal yang keramat. Jadi  desainer grafis harus kreatif, kalau tidak kreatif tentu tidak bisa  menyandang profesi sebagai desainer grafis.
Hal itulah yang sekarang menjadi dogma dalam bidang desainer grafis.  Menurut saya hal tersebut tidak terlalu benar. Jadi desainer grafis  harus kreatif? Belum tentu! Cukup bisa CorelDraw atau PhotoShop, mungkin  ditambah dengan PageMaker, FreeHand, Illustrator, atau software desain  grafis lain, itu sudah cukup. Nggak percaya? Apa yang diajarkan oleh  lembaga kursus dalam bidang desainer grafis? Pasti software untuk desain  grafis seperti PhotoShop, CorelDraw, FreeHand, dan lain-lain.  Kreativitas? Mana ada lembaga kursus yang mengajarkan hal tersebut?
Sebetulnya apa sih yang dikerjakan oleh desainer grafis? Sampai saat  ini, kebanyakan adalah alat-alat untuk periklanan, seperti brosur,  poster, iklan di media cetak, dan yang paling prestisius adalah iklan di  televisi. Harus kita akui, sebagian besar iklan-iklan tersebut memang  menarik dan enak dilihat.
Ini tentu tidak lepas dari dogma yang ada di bidang periklanan dan  desain grafis, membuat iklan yang berhasil harus kreatif dan menarik.  Iklan yang berhasil adalah iklan yang banyak menyedot perhatian  masyarakat.
Dogma tersebut memang benar, kecuali satu hal yang dilupakan : Iklan  yang berhasil tidak sama dengan produk yang berhasil. Artinya, iklan  yang bagus dan menarik perhatian masyarakat belum tentu mendongkrak  penjualan produk yang diiklankan.
Masih ingat iklan rokok Mustang? Ya…. sangat betul. Semua orang pasti  tahu iklan rokok Mustang, tapi tidak semua orang mau merokok Mustang.  Anda juga pasti tahu gang Hijau yang mewakili Sampoerna Hijau kan? Tapi  apakah Sampoerna Hijau mampu meruntuhkan dominasi Gudang Garam dalam  penjualan rokok kretek? Tidak. Tapi yang jelas mereka membuat Gudang  Garam tergopoh-gopoh hingga membuat iklan : Merah Euy!
Apakah seseorang merokok A-Mild karena suka dengan barisan iklan How Low  can You Go, Bukan Basa-Basi, Go with The Real Low? Tidak. Seratus  persen orang yang saya tanyai kenapa mereka merokok merek tersebut  adalah karena rasanya. Mereka tidak peduli iklannya seperti apa. Apa  yang mendorong mereka untuk ganti merk? Seratus persen dari mereka  menjawab adalah rasanya. Jadi, mungkin jawaban dari pertanyaan kenapa  perokok mild masih suka A-mild adalah karena A-mild masih yang paling  enak dibanding merk lain. Lalu kenapa Star Mild repot-repot bikin iklan?  Yang paling aneh adalah Inspiro, kenapa mereka bilang this is not mild  kalau mereka sebetulnya rokok mild? Mungkin salah satu cara kreatif di  periklanan adalah : buatlah masyarakat bingung.
Artikel ini saya tulis karena ada kenyataan yang sangat menggelitik,  yaitu kenyataan bahwa iklan yang bagus tidak selalu membawa keberhasilan  produk yang diusungnya. Bahkan beberapa iklan yang tergolong sangat  bagus tapi tidak mampu mencegah produk yang dibawanya dari kehancuran.  Anda bisa mencari sendiri, kira-kira produk apa yang dulu iklannya  sangat bagus tapi saat ini sudah mati.
Nah, kalau iklan memang ternyata terbukti tidak berhasil, kenapa  industri periklanan makin marak? Kenapa periklanan masih tetap digunakan  untuk memperkenalkan produk ke masyarakat? Dan pertanyaan utamanya  adalah : kenapa iklan itu gagal membuat produk itu berhasil padahal  iklannya diingat baik oleh masyarakat luas? Ukuran apa yang membuat  iklan berhasil atau gagal? Nah, kalau iklan tidak efektif, buat apa  desainer harus kreatif?
Jika Anda hanya mempunyai palu, maka jawaban dari setiap masalah adalah  memalunya. Jadi jika Anda bertanya kepada biro iklan apa yang harus Anda  lakukan untuk menjual produk, jawabannya pasti : bikin iklan yang bagus  dan intensif! Padahal Anda pasti sudah tahu seberapa efektifnya  periklanan.
Apakah iklan memang efektif? Mungkin juga, sebab ternyata iklan-iklan  yang bagus banyak mendapat penghargaan. Tapi tunggu dulu, siapa yang  memberi penghargaan terhadap iklan-iklan yang bagus tersebut? Wah,  ternyata orang iklan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar